watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

PENGALANKU YANG TAK TERLU PAKAN

Perkenalkan, namaku Aditya (nama samaran)
seorang pemuda Chinese dengan tinggi badan
170 dan berat 60 dan postur tubuh yang cukup
atletis karena aku rajin fitness. Aku sudah
mengenal situs Rumah Seks sejak lama dan suka
sekali membaca cerita di dalamnya. Kali ini aku
mencoba menceritakan pengalaman pertamaku
bersama pacarku Jenny (juga nama samaran)
yang kini menjadi telah menjadi istriku dan
begitu mengesankan bagiku.
*****
Cerita bermula saat aku dan pacarku pergi
berlibur berdua saja ke kota wisata P, Kota
sekitar Danau T-Sumatera Utara, siangnya
sehabis pulang kerja, kamipun berangkat ikut
dengan rombongan salah satu travel di kotaku
M, tidak banyak yang terjadi di perjalanan selain
hanya kami terlelap di tempat duduk kami
masing-masing, sedangkan Jenny terlelap
dengan kepala bersandar dibahaku.
Sekitar 3 jam perjalanan kami pun sampai ke
kota P, dan langsung menuju salah satu hotel
disana untuk check-in, setelah kami check-in
disalah satu kamar hotel, akupun langsung
menghempaskan tubuhku berbaring di tempat
tidur yang empuk tersebut. Sedangkan Jenny
masih sibuk membenahi barang barang yang
kami bawa (biasalah kalo lagi berlibur, paling ya..
pakaian semua). Melihat dia sibuk berbenah
timbul keisenganku untuk menggodanya dari
belakang, akupun kemudian bangun dari tempat
tidur dan berjalan perlahan kearahnya yang
kemudian kupeluk dia dari belakang.
"Lagi sibuk ya sayang..?" sekedar basa basi
sambil memeluknya.
"Aduh.. udah dong say.. jangan begini dulu,
bukannya ngebantu malah nambah beban
dibelakang aja." ketusnya.
"Nggak pa pa kan, yang pentingkan kamu
enakan juga" jawabku sekenanya aja sambil
mulai menggerayangi pantatnya yang padat itu.
(postur tubuh pacarku ini juga ideal, tinggi 165,
berat 50, bra 34A, kulit putih bersih bagai susu)
"Ye.. maunya tuh.." jawabnya sambil menepis
tanganku yang sedang berada di pantatnya.
Sebelumnya perlu diinformasikan kalau kami
sudah sering bercinta, tapi hanya sampai sebatas
peting saja.
"Ya udah deh, kalo nggak mau.." jawabku pura-
pura surut, sambil kembali duduk di atas tempat
tidur.
Aku kemudian mengambil minuman yang
terdapat di mini bar kamar dan langsung
menuangkannya kedalam gelas, selesai
berbenah Jenny kemudian duduk di sampingku.
"Sini minumnya! Aku juga haus nih.." katanya
sambil meraih gelas di tanganku.
"Eh..eh..eh.. tunggu dulu, kalau ambil sendiri
sana, atau minum langsung dari mulutku ini"
ledekku sambil memuncungkan bibirku ke arah
bibirnya..
"Ih.. kok nggak sabaran sih dari tadi" sambil
kembali berusaha merebut gelas di tanganku.
akhirnya gelas itupun tumpah dan mengenai
bajunya.
"Nah kan.. tumpah akhirnya, sini biar aku yang
ngebersihin bajumu.." kataku sambil meraih
baju kaos putihnya.
Dia kemudian menatapku tajam setengah marah
karena bajunya telah kotor terkena tumpahan
minuman tadi.
"Jenn, sebenarnya Aku sangat memimpikan
kesempatan seperti ini, hanya berdua dengan
kamu di kamar sebuah hotel" aku mulai
mencairkan suasana saling berebutan dari tadi.
"Kamu cantik Jenn, bahagia sekali aku
memilikimu, walaupun kita hanya dapat berdua
jika pas ayah dan ibuku beserta adik-adikku lagi
nggak dirumah" kataku sambil memeluk erat
tubuhnya.
"Akupun begitu Dit, sudah lama kita tidak berdua
seperti ini"
"Iya, akhir-akhir ini rumah selalu ramai"
"Akupun sudah rindu sekali ingin bercinta
denganmu.." kataku sambil menggenggam
kedua tangannya.
"Sekarang kamu rilex ya, sayang!" Jenny
memejamkan matanya saat aku mendekatkan
wajahku ke wajahnya.
Dengan lembut kukecup keningnya, kurasakan
remasan halus menggenggam tanganku yang
masih memegang tangannya, lalu bibirku mulai
berjalan mencium alis, matanya yang terpejam,
dan kedua pipinya danterakhir berhenti di kedua
belahan bibir mungil gadisku yang cantik ini.
Jenny membalas kulumanku pada bibirnya
dengan pagutan yang hangat pula lalu aku mulai
membuka bibirku dan mengeluarkan lidahku
mencari lidah yang lain diseberang sana.
Tanganku mulai merayap menggerayangi
tubuhnya, perlahan menyusup ke balik kaos
ketat putih yang melekat ditubuhnya, kini
kurasakan halusnya kulit gadisku ini. Ketika
tanganku mulai memasuki daerah dada untuk
segera merasakan lembutnya daging kenyal
yang menonjol, mendadak kedua tangan Anna
menahan kedua tanganku.
"Kenapa.. sayang..?" terpaksa aku menghentikan
sejenak aksiku dan kutatap wajah sayu di
hadapanku dengan tajam.
"Pintunya udah dikunci belum Dit.." tanyanya
mengingatkan aku kalau pintu kamar belum
dikunci, akupun kemudian bergegas pergi
mengunci pintu kamar sambil tak lupa
meletakkan gantungan yang bertuliskan "DO
NOT DISTURB" di pegangan depan pintu kamar.
"Buka ya, sayang!" Jenny mengangguk pelan,
lalu dengan sangat hati-hati kutarik ujung T-shirt
yang melekat di tubuh Jenny dan meloloskannya
melalui kedua tangannya. Kulempar t-shirt itu
kelantai, kini dihadapanku terpampang tubuh
padat yang setengah telanjang dengan dada
berisi dan terlindungi BH warna hitam yang
sangat kontras dengan warna kulitnya yang
putih. Sejenak kutatap gumpalan daging yang
masih tertutup BH itu, perlahan kurebahkan
tubuhnya ke atas tempat tidur. Kembali
kucumbu pacarku ini yang sedang terlentang
pasrah, kukulum lagi bibir mungil itu lalu
perlahan merayap menuju leher, telinga, daerah
dibelakang telinga, dan terus kebawah menuju
gumpalan payudara yang berisi itu. Kujulurkan
lidahku mengitari bukit itu sambil tanganku
merayap menuju punggung tempat dimana
kaitan BH itu direkatkan, kutarik pelan BH itu dari
tubuh Anna dan kulemparkan ke lantai.
"Akh..!" Dia mendesah perlahan saat BHnya
terlepas dari tubuhnya dan berusaha menutup
kedua bukit indahnya dengan kedua tangannya
sambil tersenyum menggodaku,
"Jangan sayang, Aku ingin melihat keindahan
bukit ini.."
Segera saja tanganku menahan kedua tangannya
dan kubawa keatas kepalanya sambil kusapukan
lidahku yang basah kearah ketiaknya yang bersih
dengan aroma yang menggugah hasrat
kelelakianku.
"Akh.. Eemhh." Jenny merintih kecil sambil
terpejam, tanganku merayap lagi menuju dada
yang kini terbuka, sentuhan melingkar
menambah sensasi lain pada diri pacarku dan
akhirnya mulutku pun mendarat di belahan dada
Pacarku ini.
"Oohh.. Dit.." desahnya perlahan, saat aku mulai
mengusapkan lidahku di payudaranya, sengaja
aku tidak langsung ke putingnya yang
kemerahan itu, desahan demi desahan
mengiringi sapuan lidahku di kedua payudara
yang masih kencang ini, payudara indah yang
hanya mendapat sentuhan dariku. Puting yang
merah seakan tenggelam dan belum dapat
muncul kepermukaan, akhirnya kuhisap puting
itu dengan penuh perasaan cinta agar Jenny
dapat menikmati setiap sentuhanku.
Sambil terus mengulum payudara itu dengan
cekatan aku menanggalkan pakaianku tanpa
Jenny sadari, kini hanya celana dalam saja yang
melekat ditubuhku melindungi senjataku yang
sudah menegang dari tadi. Sekarang mulutku
berada di atas pusar yang dihiasi sebuah tato
kupu-kupu membuatnya semakin indah, kujilat
dan terus merayap sambil tanganku mulai
menarik rok yang di kenakannya. Jenny
membantunya dengan mengangkat pantatnya
dan memudahkan aku melepaskan penutup
bagian bawah tubuhnya itu, kini aku dapat
menikmati paha mulus yang dihiasi bulu-bulu
halus yang menantang untuk segera disentuh.
"Kamu nikmatin aja ya sayang!" kubelai pipi
pacarku ini lalu kucium keningnya, Jenny
menerimaku lagi dengan pagutan yang lebih
membara saat mendaratkan ciumanku di atas
bibirnya.
Sambil terus kujelajahi dengan bibir dan lidahku
perlahan aku mulai kembali menarik celana
dalam itu, kali ini diapun mengangkat pantatnya
dan terlepaslah kain terkahir yang melekat
ditubuhnya. Gundukan bukit kecil dengan bulu-
bulu halus yang tertata rapi menandakan
pacarku ini sangat memperhatikan daerah paling
pribadinya ini, bibir vagina yang memerah
dengan sebuah daging kecil tersembul di atasnya
kini terpampang begitu dekat dihadapanku.
Kutangkap tangannya yang berusaha menutupi
benda indah itu, lalu kusentuh dengan sangat
pelan dan penuh kelembutan. Jenny mulai
menikmati permainan ini, tubuhnya meliuk-liuk
mengeliat seperti ulat menerima aksi dariku.
Dengan pelan kubuka kedua pahanya dengan
tanganku lalu kutempatkan wajahku mengisi
selangkangan itu, vagina itu begitu dekat dengan
bibirku.
"Oohh.." dia mendesis tangannya meremas
rambutku yang berada diselangkangannya, ia
begitu menikmati sapuan lidahku yang mengisi
ruang kosong di antara kedua pahanya. Aroma
vagina yang sangat kukenal ini membuatku
semakin bernafsu ingin memberikan yang
terbaik bagi gadisku ini. Bulu-bulu halus disekitar
bukit vagina menggelitik hidung dan bibirku,
kucari dan kutemukan daging kecil pusat segala
kenikmatan bagi dia. Vagina itu begitu mungil
dan indah dengan cairan hangat yang mulai
keluar dari dalam rahimnya dan bercampur
dengan air liurku. Jenny mendesah dan
menggeliat merasakan sesuatu yang luar biasa
yang rasakan dari sentuhan lidahku pada
vaginanya.
"Hoh.. Hoh..Dit.. Aku nggak tahan.. neh udah
dong..!" mulutnya terus meracau. Tiba-tiba saja
dia mencengkram erat rambutku dan
membenamkan kepalaku lebih dalam ke
selangkangannya, pantatnya mendongak keatas
dan tubuhnya menegang. Sesaat kemudian
kurasakan cairan hangat kembali keluar dari
vaginanya dan kali ini lebih banyak dari
sebelumnya.
"Akhh.. eehhmm.." aku tahu dia telah mencapai
orgamenya yang pertama, dan aku terus saja
menekan klitoris itu dengan lidahku, kulumat
setiap tetesan cairan hangat yang keluar dari
liang vagina itu. Cengkeramannya melemah dan
akhirnya dia terkulai lemas dengan nafas yang
memburu, kulihat dada yang turun naik
mengatur nafas dengan terengah. Kudekap erat
tubuhnya dan kembali kukecup kening gadisku
ini,
"Hh.. makasih ya Dit.. tadi nikmat sekali.."
Beberapa saat lamanya kudekap tubuh polos itu
sambil terus tanganku memainkan puting susu
yang mulai menegang kembali, senjataku sangat
tegang. Kalau saja aku tidak ingat peringatannya
supaya tetap virgin sampai malam pertama kali
kelak mungkin penisku sudah menyeruak masuk
kedalam vagina sempit itu, tapi aku bersabar
karena pada saatnya nanti aku pasti
mendapatkannya. Kubalikan tubuh Anna,
sekarang tubuhnya menindih dan tengkurap
diatas tubuhku, ia masih begitu lemas
merasakan sisa kenikmatan yang baru saja ia
alami. Ia tersenyum saat sesuatu yang tegang
mengganjal tepat diperutnya, digenggamnya
dengan penuh nafsu.
"Dit.. sudah tegang banget ini.." dia kemudian
bergerak menaiki dadaku, kemudian menggesek
gesekkan kemaluannya di dadaku. SSetelah itu
turun kembali dan bibir langsung melahap 2 titik
kecil di dadaku.
"Mmhhmm.. enak say.." erangku
"Terus.. sshh.., gigit say.." erangku lagi.
Jenny terus saja melancarkan serangan di puting
susuku. Tangan yang satunya perlahan bergerak
ke arah celana dalamku sambil membelai
penisku dari luar.
"Akh.. akh.. terus sayang.."
"Buat dia kokoh say.. berikan dia belaian
kasihmu.."
"Enak Dit..?"
"Eemmhh.." Gumanku
Perlahan dia menurunkan CD yang aku pakai,
kemudian perlahan namun pasti dia mulai turun
ke arah penisku yang telah tegang. Lama ia
memandangi sambil memegang penisku yang
semakin menegang itu, kemudian dengan
perlahan mengalir lebih deras lagi saat kurasakan
isapan demi isapan begitu nikmatnya. Dia
berusaha memasukan penisku kedalam
mulutnya tanpa canggung lagi sambil tangan
yang satunya memainkan bola yang ada
dibawah penisku, tapi penis itu begitu panjang
sehingga ia hanya bisa mengulum setengahnya
saja. Senjataku semakin tegang saja, tapi aku tak
ingin segera mengakhiri permainan ini, kutahan
dengan sekuat tenaga agar orgasmeku tidak
datang terlalu dini.
"Yang.. digesekkan ya.. tapi jangan dimasukin.."
Jenny menatap sayu mataku sambil melepaskan
kulumannya.
"Kalo gitu udah dulu deh say, bibir kamu udah
pegelkan, kita istirahat dulu deh" akhirnya kutarik
tubuh pacarku kembali sejajar terlentang dengan
tubuhku.
Perlahan kubuka kedua pahanya lebar, tangan
kananku merayap menuju vagina yang mulai
terbuka, kusentuh dan kucari lagi klitoris yang
menyembul dalam liang itu. Tekanan jariku dari
arah depan dan dengan perlahan kubarengi
dengan gesekan senjataku yang menyentuh
belahan bibir vagina yang telah basah itu.
Desahan kecil kembali terdengar dari mulutnya,
aku tahu dia begitu menikmati permainan ini,
sambil tak henti tanganku memainkan gumpalan
daging yang menonjol di dadanya.
Ntah kenapa saat itu ingin sekali aku merasakan
kelembutan himpitan kulit vagina pacarku ini,
dan meledakkan spermaku di dalamnya.
Mungkin karena sudah sekian lama kami hanya
bermain di luar aja, dan ini merupakan
kesempatan pertama kami melakukannya tanpa
ada gangguan takut ketahuan orang lain.
"Say.. gimana kalau kali ini aku masukin ke
dalam..? .. hh" aku berbisik sambil terus
menggesekkan penisku dibibir vaginanya.
"Ya.., nngg .. akkhh.. nggak tau deh.." agak ragu
ia berkata
"Please.."
"Aku ingin menjaga kesucian ini sampai malam
pertama kita Dit."
"Lagian aku takut hamil, apa kata orang nanti..
mmhh.. akkhh.." katanya dengan tatapan sayu.
"Ya udah deh.. nggak usah kalo kamu nggak
mau." kataku menjawab, sambil terus
menggesekkan penisku.
"Akh. aduh.. Dit, enak dit.." Jenny merintih
"Andai saja kita sudah menikah.." jawabku.
Aku terus menggesek, perlahan kulihat ntah
karena naluri kewanitaannya dengan reflek ia
semakin membuka lebar kedua pahanya.
Kuposisikan kaki kananku diantara kedua kakinya,
sehingga kini selangkangannya terbuka dengan
lebar. Kembali kugesekan kepala penisku
menyentuh belahan vagina basah itu, tapi kali ini
ntah setan mana yang mendorongku, dengan
sedikit dorongan yang mengarah keatas
sehingga dengan perlahan kepala penis itu
menyeruak memasuki belahan vaginanya yang
memang licin. Akh.. enak sekali rupanya.. baru
kali ini penisku masuk ke vaginanya walaupun
masih sedikit. Sesaat ujung penisku berada
dalam himpitan lubang yang basah itu, lalu
kutarik dan kubenamkan lagi dengan pelan, aku
ingin mempermainkan rasa nikmat pacarku ini
dulu. Mendapat perlakuan seperti itu Jenny
semakin mengejang kedua tangannya kini
mencengkram erat seprei tempat tidur.
"Akkhh.. Dit.." lenguhan panjang terdengar dan
dia mencengkram semakin kuat, rupanya ia tak
tahan dengan perlakuanku yang memasukkan
kepala penisku saja karena saat kudorongkan
kembali pantatku, dia menyambutnya dengan
lebih menyodorkan pantatnya ke belakang
sehingga penisku amblas kedalam liang yang
rapat itu. Berakhirlah pertahanan gadis suci ini,
kurasakan sesuatu yang kenyal menahan ujung
penisku, ini rupanya selaput darah seorang
perawan pikirku. Lalu penis kudorong lagi
menyeruak masuk mengisi liang itu. Setelah
saling diam beberapa saat akupun mulai beraksi
menyodok dan menarik penisku melalui vagina
itu. Kocokan pelan dan berirama terkadang
semakin cepat dan cepat lagi, nikmat dan rapat
sekali vagina yang masih perawan ini kurasakan.
"Gimana sayang.. lebih nikmat kan?" tanyaku.
Dia menjawab perkataanku dengan desahan
yang semakin memburu. Karena tidak
menjawab, akhirnya aku pura-pura bermaksud
akan mencabut kembali penisku yang sudah
tenggelam di dalam vaginanya itu.
"Akh.. jangan Ditt.." dia menahan laju mundur
pantatku dengan kedua kakinya, kemudian dia
memeluk dan mencengkram punggungku,
karena sudah mendapat lampu hijau non stop,
dan lagi akupun sudah tidak sabaran karena
rupanya begitu enak penis ini jika berada di
dalam vagina seorang perempuan, maka aku
memulai gerakan naik turunku. merasakan setiap
sentakan dari pantatku, ia mulai paham dan ikut
menggoyangkan pantatnya seirama dengan
sodokan pinggangku. Wajahnya memerah dan
bibirnnya yang seksi terbuka lebar, segera
kulumat bibir terbuka itu dengan pagutan dan
iapun membalasnya dengan penuh nafsu.
" Akh..Ditt.eehhmm.."
"Kenapa sayang.. nikmat kan..?"
".. En.. enak.." kuangkat dadaku dan kutopang
dengan kedua tanganku menambah tenaga
untuk kembali menyodok vagina itu, kulihat
ekpresi pacarku ini begitu cantik dengan mata
terpejam dan bibir yang terkadang ia gigit kecil.
Begitu terangsang aku dengan expresinya yang
seperti ini.
Gesekan demi gesekan semakin terasa nikmat
bagi kami berdua, sesaat kemudan kulihat
wajahnya memerah, dan mendongak keatas,
kurasakan kakinya melingkar erat di kedua
pahaku, aku tahu ia akan segera mencapai
klimaksnya yang kedua.
"..Tahan sayang.. sebentar lagi.."
"Aku.. aku nggak kuat Dit.. aku mau.. kelluar..".
kupercepat sodokan pantatku untuk segera
mengimbangi orgasme yang dirasakannya.
Kupeluk erat tubuhnya kurasakan semburan
hangat membanjir di selangkanganku dan
setelah itu akupun menyemburkan lahar panas
yang kutahan dari tadi.
"Crot..crott..crett.." delapan kali kurasakan
semburan maniku di vaginanya.
"Oohh..!" lengkingan panjang keluar dari mulut
kami secara bersamaan, cairan hangat
membasahi semua lubang vaginanya dan
akhirnya tubuhku terjerembab diatas tubuhnya
yang terkulai lemas.
"Terima kasih sayang.. nikmat sekali" hanya itu
yang bisa terucap dari mulutku saat itu..
Lama kupeluk tubuh Jenny sambil merasakan
sisa kenikmatan yang baru saja kami alami,
"Maafkan aku ya.. sayang, aku nggak bisa
nepatin janji dan menjaga kesucianmu sampai
malam pertama kita" setengah merayu kubisikan
kata-kata itu.
"Ya udahlah say, mau gimana lagi, aku juga
salah.. yang membiarkanmu masuk.." sambil
tersenyum simpul dan masih saling berpelukan
akhirnya kami tertidur dalam kelelahan.
Malamnya aku terbangun dan kulihat tubuh
polos Jenny tertidur begitu cantik tanpa busana
sehelaipun, cairan kental yang mulai mengering
masih keluar perlahan melalui bibir vaginanya
bercampur dengan tetes darah yang mengering.
Oh.. inilah darah perawan pacarku yang telah
kuambil kesuciannya.
"Maafkan aku sayang.." kukecup keningnya dan
kutinggalkan tempat tidur untuk membersihkan
sisa lendir yang melekat diselangkanganku. Baru
saja aku hendak masuk ke kamar mandi untuk
membersihkan diri, tiba-tiba Jenny bangun dan
menyusulku sambil memeluk tubuhku.
"Jahat ya.. habis ngerasakan mau ninggalin aku
sendiri.."
"Nggak pa pa sayang.. aku nggak kemana-mana
kok" kembali kupeluk tubuhnya dan kami mandi
bersama. Dan didalam kamar mandipun
akhirnya kami mengulanginya.
Selesai mandi kamipun keluar untuk makan
malam setelah itu kami mengulanginya lagi, kali
ini kami benar-benar menumpahkan segalanya.
Berbagai posisi kami coba, segala apa yang
pernah kami lihat di film BF kami coba
praktekkan malam itu. Seakan tak pernah puas
kami bercinta.
E N D


Adult | GO HOME | Exit
1/755
U-ON

inc Powered by Xtgem.com